Assalmu’alaikum
Wr. Wb.
” IBU telah
melahirkan dalam ke adaan lemah yang bertambah tambah, dan menyapih nya dalam
dua tahun, bersyukurlah pada KU dan kepada dua orang ibu bapak mu, hanya kepada
KU lah kembali “.(QS lukman 14)
Sahabat
Muslim sejati… berikut adalah sebuah kisah dr seorang ibu yg luar biasa… Semoga
dpt bermanfaat, dan tdk akan ada lg seorang anak yg durhaka terhadap ibu nya…
Aku Sangat
Menyayangi Mu Anak Ku..
Al-kisah di
sebuah desa, ada seorang ibu yang sudah tua, hidup berdua dengan anak
satu-satunya. Suaminya sudah lama meninggal karena sakit. Sang ibu sering
meratapi nasibnya memikirkan anaknya yang mempunyai tabiat sangat buruk yaitu
suka mencuri, berjudi, mabuk, dan melakukan tindakan-tindakan negatif lainnya.
Sang Ibu
Iba, ia selalu berdoa untuk Anaknya,
“Tuhan, tolong sadarkan anak yang kusayangi ini, supaya tidak berbuat dosa lagi. Aku sudah tua dan ingin menyaksikan dia bertobat sebelum aku mati.”
“Tuhan, tolong sadarkan anak yang kusayangi ini, supaya tidak berbuat dosa lagi. Aku sudah tua dan ingin menyaksikan dia bertobat sebelum aku mati.”
Tetapi, si
anak semakin larut dengan perbuatan jahatnya.
Suatu hari dia dibawa kehadapan sang raja untuk diadili setelah tertangkap lagi saat mencuri dan melakukan kekerasan di rumah penduduk desa.
Suatu hari dia dibawa kehadapan sang raja untuk diadili setelah tertangkap lagi saat mencuri dan melakukan kekerasan di rumah penduduk desa.
Perbuatan
jahat yang telah dilakukan berkali-kali,membawa dirinya dijatuhi hukuman
pancung oleh Sang Raja.
Diumumkanlah
ke seluruh desa, hukuman akan dilakukan di depan rakyat desa keesokan harinya,
tepat pada saat lonceng berdentang menandakan pukul enam pagi.
Berita
hukuman itu membuat sang ibu menangis sedih. Doa pengampunan terus
dikumandangkannya..
sambil dengan langkah tertatih dia mendatangi raja untuk memohon agar anaknya jangan dihukum mati.
Tapi keputusan tidak bisa dirubah! Dengan hati hancur, dilanda kecemasan akan anaknya, ibu tua itu kembali ke rumah.
sambil dengan langkah tertatih dia mendatangi raja untuk memohon agar anaknya jangan dihukum mati.
Tapi keputusan tidak bisa dirubah! Dengan hati hancur, dilanda kecemasan akan anaknya, ibu tua itu kembali ke rumah.
Keesokan
harinya, di tempat yang sudah ditentukan, rakyat telah berkumpul di lapangan
pancung. Sang algojo tampak bersiap dan si anak pun pasrah menyesali nasib dan
menangis saat terbayang wajah ibunya yang sudah tua, sedemikian dirinya yg
dinasehati tdk menurut pd org tua, penyesalan pun tdk berguna.
Detik-detik
yang dinantikan akhirnya tiba.
Namun setelah lewat lima menit dari pukul 06.00, lonceng belum berdentang. Suasana pun mulai berisik. Petugas lonceng pun kebingungan karena sudah sejak tadi dia
menarik-narik tali lonceng tapi suara dentangnya tidak ada sama sekali.
Namun setelah lewat lima menit dari pukul 06.00, lonceng belum berdentang. Suasana pun mulai berisik. Petugas lonceng pun kebingungan karena sudah sejak tadi dia
menarik-narik tali lonceng tapi suara dentangnya tidak ada sama sekali.
Saat mereka
semua sedang bingung,
tiba-tiba dari tali lonceng itu mengalirlah darah.
Seluruh hadirin berdebar-debar menanti, apa gerangan yang terjadi? Ternyata diatas sana, tepat di dalam lonceng ditemui tubuh sang ibu tua dengan kepala hancur berlumuran darah. Dia memeluk bandul
Lonceng dan menggantikannya dengan kepalanya hingga saat tali lonceng ditarik, ia membentur di dinding lonceng sehingga tdk berbunyi.
tiba-tiba dari tali lonceng itu mengalirlah darah.
Seluruh hadirin berdebar-debar menanti, apa gerangan yang terjadi? Ternyata diatas sana, tepat di dalam lonceng ditemui tubuh sang ibu tua dengan kepala hancur berlumuran darah. Dia memeluk bandul
Lonceng dan menggantikannya dengan kepalanya hingga saat tali lonceng ditarik, ia membentur di dinding lonceng sehingga tdk berbunyi.
Si ibu
mengorbankan diri untuk anaknya.
Malam harinya dia bersusah payah memanjat dan mengikatkan dirinya ke bandul di dalam lonceng, agar lonceng tidak pernah berdentang demi menghindari hukuman pancung anaknya.
Malam harinya dia bersusah payah memanjat dan mengikatkan dirinya ke bandul di dalam lonceng, agar lonceng tidak pernah berdentang demi menghindari hukuman pancung anaknya.
Semua orang
termasuk sang Raja yang menyaksikan kejadian itu tertunduk, terharu hingga tak
kuasa meneteskan air mata, betapa besar pengorbanan Sang Ibu demi untuk
anaknya.
Sementara si
anak, tdk jd Menerima hukuman pancung, ia hanya meraung-raung menyaksikan tubuh
ibunya terbujur bersimbah darah. Penyesalan selalu datang terlambat!
Dari sahabat
ABU hurairoh radiyulluhu anhu kemudian dia bertanya:
“wahai
RASULLULOH siapakah yang paling berhak untuk ku perlakukan dengan baik? “beliau
bersabda: IBU MU” orang tersebut bertanya lagi kemudian siapa?beliau bersabda :
” IBU MU” orang tersebut bertanya lagi kemudian siapa? beliau bersabda :”IBU
MU” orang tersebut bertanya lagi beliau bersabda “IBU MU” orang tersebut
bertanya lagi kemudian siapa? beliau bersabda “BAPAK MU” ( HR bukhari dan
muslim)
Sahabat
muslim sejati yang bijak,
Kasih ibu kepada anaknya sungguh tiada taranya. Betapun jahat si anak, seorang ibu rela berkorban dan akan tetap mengasihi sepenuh hidupnya dari lahir smpai akhir hayatnya. Maka selagi ibu kita masih hidup, mari kita besujud dan meminta maaf jika kita pernah menyakiti hatinya.
Kasih ibu kepada anaknya sungguh tiada taranya. Betapun jahat si anak, seorang ibu rela berkorban dan akan tetap mengasihi sepenuh hidupnya dari lahir smpai akhir hayatnya. Maka selagi ibu kita masih hidup, mari kita besujud dan meminta maaf jika kita pernah menyakiti hatinya.
*like n
share untuk mengingatkan sahabat kita yg lain ^^
Tidak ada komentar:
Posting Komentar